Program Mendikbud
yang Baru Prof. Muhajir
Terjadi pergantian menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, dari Anies Baswedan kepada Prof. Muhajir. Dalam setiap pregantian
kepemimpinan dalam sebuah kementerian, tidak terlepas dengan kebijakan baru.
Yah biasa mereka melaksanakan program kerja baik 100 hari atau seribu hari,
yang pastinya amanat dan kepercayaan yang diberikan oleh presiden tidak akan disia-siakan
oleh menteri yang bersangkutan.
Tidak terkecuali Mendikbud yang baru, Profesor Muhajir Effendi.
Saat ditemui wartawan setelah pelantikan Muhajir mengemukakan beberapa program
serta kesannya tentang pendidikan di Indonesia.
Kita perbaiki dan benahi dulu masalah yang paling urgent. Salah
satunya adalah masalah pengembangan SDM serta pembangunan sarana dan prasarana
pendidikan. Selama kepemimpinan Anies Baswedan sudah dilaksanakan beberapa
upaya pengembangan SDM, itu nanti kita teruskan saja.
"Program pemberian insentif untuk guru-guru, ada
program-program bagaimana supaya bisa meningkatkan kemampuan profesionalisme
dan itu nanti terus," jelas Muhadjir.
Berbicara masalah kurikulum, Prof Muhajir mengatakan setiap
semester dan per tahunnya ada evaluasi yang dilakukan oleh kementerian terkait
implementasi kurikulum tersebut.
"Sebenarnya itu kontinuum, sehingga nanti ketika akan berubah dari kurikulum sebelumnya ke kurikulum berikutnya ada namanya krisis, ada namanya masalah-masalah yang harus disesuaikan. Itu wajar," jelas Muhadjir.
Muhadjir merupakan mantan Rektor
kelima Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dia juga Guru Besar Sosiologi
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Malang dan menjabat Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang membidangi
pendidikan, penelitian dan pengembangan, dan kebudayaan. Selain itu Mendikbud
berkeinginan membangun sekolah berasrama di wilayah 3T
Yang pasti tidak ada namanya
program Resonansi Finansial dan Penghapusan Sertifikasi Guru seperti yang gencar
diberitakan di dunia maya
Komentar
Posting Komentar